download

Boko Membatik Ajak Wisatawan untuk Peduli pada Peninggalan Warisan Budaya Dunia

3 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) menghadirkan pengalaman baru nan memikat untuk memperingati momen Hari Batik Nasional yang jatuh tiap tanggal 2 Oktober. Salah satu yang dilakukan dengan menghadirkan agenda Boko Membatik di destinasi Taman Wisata Keraton Ratu Boko, Yogyakarta, pada Sabtu (7/10/2023).

Boko Membatik mengajak wisatawan untuk belajar membatik sambil menikmati keindahan panorama situs cagar budaya peninggalan abad ke-8 Masehi oleh Wangsa Syailendra ini. Pemandangan Gapura Keraton Ratu Boko yang ikonik menjadi view menawan bagi wisatawan sambil belajar membatik. Selain itu, wisatawan juga mendapatkan fasilitas membatik, antara lain canting, malam, dan kain batik yang hasilnya bisa dibawa pulang sebagai buah tangan bagi wisatawan.

Aktivitas ini dihadirkan untuk menumbuhkan kepedulian pengunjung terhadap salah satu peninggalan Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi dari UNESCO. Selain itu, Batik sebagai kekayaan seni budaya Indonesia, tidak hanya bernilai seni tinggi, namun juga penuh dengan makna filosofi nilai-nilai luhur bangsa.

Program ini merupakan kolaborasi antara PT TWC dengan Dwilooka Batik sebagai perajin batik lokal yang berada di sekitar destinasi Keraton Ratu Boko. Kolaborasi ini sekaligus bentuk dukungan PT TWC sebagai pengelola destinasi wisata kepada pelaku ekonomi kreatif serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di sekitarnya.

General Manager of Prambanan & Ratu Boko, I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan bahwa kegiatan Boko Membatik ini merupakan bentuk kepedulian terhadap salah satu peninggalan warisan budaya bangsa sekaligus mendukung keberadaan pelaku ekonomi kreatif dan UMKM Batik sebagai salah satu daya tarik wisata yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di sekitar.

“Boko Membatik memadukan dua aspek, yaitu upaya pelestarian dengan menggaungkan semangat kepedulian, sekaligus upaya mendukung keberadaan UMKM di kawasan destinasi wisata, yang turut mendongkrak perekonomian di sekitar. Dua aspek ini menjadi komitmen utama PT TWC dalam mengembangkan potensi destinasi wisata yang dikelolanya,” jelas I Gusti Putu Ngurah Sedana.

Peserta yang mengikuti workshop pada Boko Membatik akan dipandu oleh para perajin dari Dwilooka Batik. Nantinya, peserta diperkenalkan dengan tahapan proses membatik, mulai dari mendesain motif batik, pindah pola, mencanting, pewarnaan, hingga pelorodan atau perebusan yang berfungsi untuk menghilangkan malam pada kain. Hasilnya, bisa menjadi buah tangan bagi peserta Boko Membatik.

“Boko Membatik mengajak peserta untuk lebih menghargai batik sebagai kerajinan seni, dengan proses pembuatan, teknik pewarnaan, makna tiap motif, serta keterlibatan masyarakatnya. Kita semua punya peran untuk turut menjaga dan melestarikan batik, tidak hanya sebagai bahan sandang semata, namun juga sebagai karya seni yang penuh makna,” jelas inisiator Dwilooka Batik, Septiani Dwi Astuti.

Dwilooka Batik merupakan perajin batik lokal yang berasal dari Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Berdiri sejak tahun 2017, Dwilooka Batik menghadirkan kerajinan batik tulis dengan menggunakan pewarna alami serta sintetis. Dwilooka juga memproduksi kain jumputan serta ecoprint.

Kolaborasi antara PT TWC dengan Dwilooka telah beberapa kali dilakukan, antara lain pada event Pasar Medang di TWC Ratu Boko dan workshop membatik bagi wisatawan di Museum Prambanan. Septiana Dwi Astuti berharap, kolaborasi ini dapat terus dilakukan untuk mendukung destinasi wisata, sekaligus menumbuhkan ekonomi kreatif di kawasan destinasi wisata. 

“Program ini bisa memacu perkembangan UMKM dan ekonomi kreatif yang menjadi penopang pariwisata. Batik juga bisa menjadi daya tarik kunjungan wisatawan yang menjanjikan. Melalui Boko Membatik, semoga upaya pelestarian dengan cara mempopulerkan, mengenakannya dan terus mengkreasikannya,” pungkasnya.