download

IDM Adakan Seminar Standar Pelaporan Keberlanjutan

3 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau InJourney Destination Management menyelenggarakan seminar Standar Pelaporan Keberlanjutan Global di The Manohara Hotel Yogyakarta, Senin (29/4/2024).

Kegiatan yang menghadirkan Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Singgih Wijayana ini diadakan untuk mempersiapkan dan membantu organisasi dalam menetapkan tujuan, mengukur kinerja dan mengelola perubahan operasional perusahaan yang lebih berkelanjutan.

Standar Pelaporan Keberlanjutan merupakan bentuk respon dari pergeseran paradigma dalam dunia bisnis dan investasi dunia. Hal ini muncul dengan semakin berkembangnya isu kepeduliaan lingkungan dan keadilan sosial yang membentuk dunia semakin lestari dan berkelanjutan.

VP of Audit Internal InJourney Destination Management Aryono Hendro Malyanto mengatakan bahwa Sustainability Report ini bisa membantu untuk mengendalikan dan mengelola perusahaan menjadi lebih baik.

“Pelaporan Berkelanjutan menetapkan tujuan, mengukur kinerja, baik dalam penyusunan dan pengimplementasian strategi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pengelolaan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” jelasnya.

Penyusunan Sustainability Report mengacu pada International Sustainability Standard Board (ISSB) yang telah menerbitkan dua standar, yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS) S1 for Disclosure of Sustainability-related Financial Information dan IFRS S2 for Climate-related Disclosures.

Standar internasional yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2024 ini sudah mulai diaplikasikan oleh beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) umum yang juga merupakan adopsi dari IFRS. Sementara Ikatan Akuntan Indonesia memiliki kebijakan menjaga gap setahun dengan standar yang berlaku secara internasional.

“Kita telah berkomitmen menggunakan PSAK Umum untuk menghadirkan informasi yang berkualitas, sehingga perlu kesiapan dalam mengimplementasikan IFRS S1 san S2 ini,” tambahnya.

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM InJourney Destination Management menjelaskan bahwa saat ini InJourney Group terus merestrukturisasi seluruh financial structure yang ada. Penataan accounting policy di semua member ini nanti akan berpengaruh terhadap proses bisnis yang lebih akuntabel dan berkelanjutan.

“Jantung dari seluruh sistem yang ada di kita intinya adalah laporan keuangan. Nantinya, semua tercantum dalam financial statement kita. Tapi sebelum kita masuk kepada accounting policy, tentu kita akan bicara tentang proses bisnis. Karena proses bisnis itu yang nanti akan menjalankan konteks policy apa yang akan kita terapkan,” jelasnya.

Sementara itu, akademisi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Singgih Wijayana mengatakan bahwa pada melalui implementasi IFRS ini, sustainability tidak lepas dari financial statement. Pelaporan keuangan menyajikan informasi mengenai pengelolaan sumber daya dan bagaimana cara agar terus lestari dan berkelanjutan.

Dirinya juga menyebutkan bahwa perusahaan perlu visi sustainability sebagai strategi ke depan. Mengingat destinasi Taman Wisata Candi memiliki prospek dalam pengembangan program-program keberlanjutan yang lebih optimal.

“Isu perubahan iklim ini bisa kita jadikan bagian dari strategi perusahaan. Kita siapkan langkahnya berkaitan dengan ide berkelanjutan dengan mengoptimalkan landscape yang ada,” jelasnya.

Singgih Wijayana juga menyampaikan bahwa penyelarasan pelaporan ini mencakup beberapa aspek, termasuk tata kelola, strategi, manajemen risiko maupun target perusahaan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah pertukaran ide dan inovasi dalam pelaporan keberlanjutan.

“Melalui penyelarasan ini, perusahaan di Indonesia berada dalam posisi yang lebih baik untuk memberikan kontribusi positif yang lebih besar kepada lingkungan hidup dan masyarakat secara keseluruhan,” pungkasnya.