download

Edukriya Go Green Ajak Wisatawan Peduli Lingkungan di Borobudur

3 minutes

Di masa libur Natal dan Tahun Baru ini, destinasi wisata menyiapkan atraksi untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan. Hal ini juga dilakukan pengelola Taman Wisata Candi Borobudur untuk memberikan kesan impresif dalam kunjungannya ke destinasi unggulan di Jawa Tengah ini.

PT TWC menyiapkan beragam atraksi menarik, salah satunya adalah Edukriya Go Green. Program ini dihadirkan melalui kerja sama antara PT TWC dengan pelaku seni yang memanfaatkan limbah botol plastik dari kawasan Borobudur.

Kegiatan ini menjadi satu media edukasi pelestarian lingkungan di destinasi TWC Borobudur. Khususnya melalui aktivitas yang dapat dilakukan secara langsung oleh wisatawan.

Marketing Communication & Digital Manager PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Galuh Indah B mengatakan kegiatan ini sejalan dengan misi TWC untuk menjadi bagian dalam mengembangkan sustainability tourism yang diturunkan menjadi green tourism untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dan juga lingkungan sekitar.

“PT TWC menggandeng pelaku seni Borobudur untuk membuat suvenir dari sampah plastik yang dikombinasikan dengan bahan lain. Pengunjung juga diajak praktik sendiri dan bisa membawa pulang jika sudah jadi. “Jadi, secara experience, pengunjung dapat. Pelaku seni juga dapat manfaatnya,” terang Galuh, Sabtu (24/12).

Kegiatan semacam ini, kata Galuh, merupakan kali kedua. Yang pertama sudah terlaksana saat peak season pada momentum Lebaran 2022 lalu. Namun, kali ini TWC juga menggandeng AJE selaku produsen minuman dan sejalan dengan kampanye mereka dalam mengurangi sampah plastik.

Pelaku seni Taufiq Asyhari menjelaskan, edukriya ini dibuat agar pengunjung yang datang ke Candi Borobudur bisa mengerti soal pengelolaan sampah plastik. “Kami juga mengkampanyekan go green, supaya sampah bisa berkurang dan menjadi bahan yang bermanfaat, khususnya untuk membuat kerajinan, seperti kaligrafi, stupa, dan lainnya,” jelasnya.

Para pengunjung yang tertarik, bisa langsung praktik. Namun, mereka akan diberi pemahaman terlebih dahulu dan diperlihatkan hasil dari kerajinan tersebut. Adapun bahan dari kerajinan itu berasal dari tepung tapioka, batu bata merah yang dihaluskan, dan pasir. Lalu, diaduk dan ditambah air secukupnya.

Setelah itu, baru dimasukkan ke dalam cetakan. Untuk sampah botol plastiknya, bakal dimasukkan ke dalam adonan. “Itulah fungsi kita dalam kampanye hijau. Dengan memanfaatkan barang limbah dan mengurangi pemakaian bahan-bahan lainnya,” paparnya.

Limbah botol plastik yang digunakan itu, dikumpulkan dari sampah di kompleks Candi Borobudur. Ada juga dari rumah tangga dan bank sampah. Hingga menghasilkan berkarung-karung botol.Sedangkan teknik yang digunakan yakni cetak cepat.

Tujuannya agar pengunjung tidak terlalu lama menunggu hingga kerajinan benar-benar bisa dibawa pulang. Lantaran hanya membutuhkan waktu lima hingga 10 menit untuk benar-benar kering.

Sementara itu, kakak beradik asal Belanda bernama Naomi dan Abbey mengaku senang saat membuat stupa Candi Borobudur. Mereka mengatakan, baru pertama kali membuat kerajinan seperti itu. “Sangat menyenangkan dan ini kali pertama kami buat,” ujar Naomi.