download

PT TWC Dorong Pertumbuhan Ekosistem Pariwisata Berkualitas

2 minutes

Paradigma pariwisata berkelanjutan menekankan pada pengembangan konsep berwisata yang memberi dampak jangka panjang, baik lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi bagi masyarakat di kawasan. Tren pariwisata berkelanjutan ini memperhatikan kenyaman, kelestarian alam dan dampaknya terhadap masyarakat luas.

Hal ini yang diupayakan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC) sebagai pengelola destinasi warisan budaya dunia. Dalam mengembangkan destinasinya, PT TWC bersandar pada 4 pilar pengelolaan, yaitu konservasi, spiritual, edukasi dan pariwisata. Hal ini selaras dengan upaya mengembangkan pariwisata berkualitas di destinasi.

“PT TWC yang saat ini berada dalam satu ekosistem pariwisata InJourney, concern mengembangkan pariwisata berkualitas. Hal ini beriringan dengan berubahnya paradigma Candi Borobudur dan Candi Prambanan tidak hanya sekedar dead monument namun living monument,” jelas Direktur Operasi dan Pengembangan Infrastruktur PT TWC Mardijono Nugroho pada acara Destination Management Forum (DMF) yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, di Yogyakarta, Kamis (9/3/2023).

Melalui tema Penguatan Tata Kelola Pariwisata dan Program Stakeholder untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur, forum ini diharap bisa ikut mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Hal ini sesuai dengan langkah PT TWC dalam mengembangkan destinasi Taman Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan ini, dilakukan dengan membangun role of leadership Borobudur yaitu, act locally, think globally, ekosistem, kolaborasi, stakeholder management dan eksplorasi.

“Membangun Borobudur artinya berbicara tata kelola yang terkait zonasi dan fungsinya. Hal ini menjadi dasar membangun tata kelola yang baik. PT TWC dalam hal turut mendukung upaya membangun ekosistem yang selaras untuk keberlanjutan wisata berkualitas,” lanjutnya.

Plt Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Frans Teguh, mengatakan forum tersebut diinisiasi untuk menghadirkan destinasi pariwisata yang lebih berkualitas serta memastikan pengelolaan pariwisata dengan baik sekaligus berkelanjutan.

“Pariwisata adalah urusan semua orang, kita tidak bisa lagi sendirian. Harus bersinergi bersama dengan berbagai pihak,” jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Singgih Raharjo, mengatakan bahwa DIY sendiri saat ini terus berusaha mewujudkan wisata yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua orang. DIY menyadari hadirnya pariwisata diharapkan menjadi nilai tambah ekonomi masyarakat, dan bukan malah sebaliknya. 

“Hadirnya pariwisata jangan sampai membuat masyarakat tidak guyub rukun. Kami juga membangun wisata inklusi untuk semua orang. Pekerjaan kami adalah menahan semakin lama wisatawan di Jogja dan membelanjakan uangnya. Selain itu juga pengembangan destinasi di lima kabupaten/kota untuk memeratakan kesejahteraan wilayah,” pungkasnya.