download

PT TWC Libatkan Pemuda Lokal Jadi Pemandu Wisata Pelajar di Candi Borobudur

3 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko mengadakan pelatihan bagi Pemandu Wisata Pelajar di Candi Borobudur. Pelatihan selama tiga hari, dari tanggal 15-17 Januari 2024 yang berlangsung di Rumah Ketela, Magelang, Jawa Tengah ini diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari desa-desa di sekitar Candi Borobudur.

Kegiatan ini bertujuan untuk menghadirkan storytelling dan pengalaman yang bermakna bagi kunjungan pelajar di Candi Borobudur. Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT TWC bertujuan untuk turut mendorong aktivitas pariwisata berkualitas di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur.

Pelatihan Pemandu Wisata bagi Pelajar ini menggandeng berbagai pihak untuk terlibat, antara lain Museum dan Cagar Budaya (MCB) Warisan Dunia Borobudur, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang dan Yayasan Dharmayatra Nusantara (Dharmanusa).

Pelatihan dibuka langsung oleh GM of Borobudur Jamaludin Mawardi, Koordinator Museum dan Cagar Budaya (MCB) Warisan Dunia Borobudur Wiwit Kasiyati dan TJSL & SME Founding Manager Ismiyati.

Dalam sambutannya, GM of Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan bahwa adanya pelatihannya ini tidak hanya bentuk implementasi kesiapan pembukaan paket pelajar naik Candi Borobudur yang menurut rencana akan dibuka pada bulan Februari 2024. Pelatihan ini juga menjadi jembatan pengembangan talenta muda di kawasan Borobudur untuk turut terlibat aktif dalam mengembangkan pariwisata berkualitas di Indonesia.

“Program kolaborasi ini tujuannya bukan semata mata nilai komersialnya. Lebih dari itu, kami bersama-sama menyiapkan anak muda yang sebagian besar dari masyarakat sekitar. Misinya pemberdayaan. Kita coba upgrade pemuda yang memiliki potensi, dari pemandu kawasan, menjadi pemandu khusus dari segmentasi pelajar, sehingga mereka bisa turut membangun pengalaman berkesan bagi wisatawan yang berkunjung di Candi Borobudur,” jelasnya.

TJSL & SME Founding Manager Ismiyati menjelaskan bahwa pelatihan ini terdiri dari berbagai kelas dari disiplin ilmu, antara lain paparan tentang potensi wisata pelajar, konservasi, sastra, kepemanduan, dan pelayanan prima.

“Paradigma pemandu terus berkembang, baik secara narasi maupun skill menyampaikan cerita. Kita dukung mereka agar menguasai cerita serta bagaimana melayani sepenuh hati. Bukan hanya nice looking dan good looking, namun juga perlu improvisasi narasi yang bisa dipertanggung jawabkan baik secara moral maupun intelektual,” terangnya.

Koordinator Museum dan Cagar Budaya (MCB) Warisan Dunia Borobudur Wiwit Kasiyati mengapresiasi adanya pelatihan pemandu wisata bagi pelajar di Candi Borobudur ini. Menurutnya, hal ini untuk menunjang manajemen wisata yang berdampak pada peningkatan pengalaman dan kualitas kunjungan.

“Penambahan kompetensi pemandu wisata merupakan kewajiban. Agar narasi tentang nilai cerita relief Borobudur, sejarah pemugaran, bisa memberikan substansi keberadaan Candi Borobudur. Penyampaian yang berkesan mendorong pengelolaan destinasi yang lebih baik, sehingga bisa turut membangun ekosistem pariwisata berkualitas di kawasan, dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Bian Tamara Putra mengatakan bahwa adanya program pemandu wisata bagi pelajar di Borobudur ini membuka kesempatan bagi dirinya untuk berkembang dan ikut memajukan pariwisata di wilayahnya.

“Saya berkesan dengan program yang mengajak anak-anak lokal diikutsertakan menjadi bagian dari pemandu wisata di Borobudur. Sehingga, kami tidak hanya menjadi penonton, namun turut terlibat aktif memajukan situs Warisan Budaya Dunia ini,” pungkasnya.