download

Aktualisasi Nilai-Nilai Catur Brata Penyepian Tahun Baru Saka 1946 di Kawasan Candi Prambanan

5 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko bersama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, dan Parisada Hindu Dharma Indonesia menyelenggarakan press conference terkait kegiatan Tawur Agung Kesanga dan penutupan Candi Prambanan saat momen Hari Suci Nyepi di Rama Shinta Garden Resto, Prambanan, Yogyakarta, Selasa (5/3/2024).

Candi Prambanan sebagai Warisan Budaya Dunia menjadi lokasi utama rangkaian menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946. Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung khidmat dan syarat dengan aktivitas seni budaya ini tidak tertutup hanya bagi umat Hindu semata, namun juga terbuka bagi semua pihak yang ingin turut menyaksikan laku tradisi bernapas spiritual serta menebar nilai-nilai universal.

Perayaan Tawur Agung Kesanga 1946 Saka ini merupakan program kolaborasi antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu Kementerian Agama RI dengan Tim Kerja Pemanfaatan Candi Prambanan, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Bimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Tengah.

Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Direktur Utama PT TWC Febrina Intan, Ketua PHDI Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Unit Candi Prambanan BPK Wilayah X, Ketua Panitia Rangkaian Nyepi Suyamto dan GM of Prambanan & Keraton Ratu Boko I Gusti Putu Ngurah Sedana.

Prosesi Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946 diawali dengan perayaan Tawur Agung Kesanga yang berlangsung di lapangan Wisnu, kompleks Taman Wisata Candi Prambanan. Rangkaian upacara yang diikuti oleh umat dengan pakaian tradisional ini mengangkat tema “Sat Cit Anada untuk Indonesia Jaya” yang berarti mewujudkan nilai-nilai kebijakan dasar dari Dharma Agama dan Dharma Negara ini sebagai filosofi dalam menjadikan upaya-upaya secara riil tidak hanya sebatas tataran konsep tetapi bisa kita terapkan dari seluruh kemaslahatan seluruh umat manusia.

Rangkaian Tawung Agung Kesanga diawali dengan prosesi mendhak tirta dan dilanjutkan dengan mengitari pelataran Candi Prambanan atau pradaksina. Prosesi ini juga dimeriahkan dengan arak-arakan tiga gunungan utama diiringi parade musik Bleganjur di kawasan Candi Prambanan. Tawur Agung Kesanga ditutup dengan persembahyangan bersama yang bertujuan untuk membersihkan dan mewisuda bumi sebelum memasuki Hari Suci Nyepi.

Ketua Panitia Rangkaian Nyepi Daerah Suyamto menyambut baik hadirnya kolaborasi berbagai pihak untuk turut serta mendukung rangkaian kegiatan Hari Suci Nyepi 1946 Saka ini, di antaranya prosesi Tawur Agung Kesanga yang bertajuk “Upacara Wishuda Bumi”. Upacara ini memiliki makna mendalam dan melibatkan serangkaian kegiatan keagamaan yang diarahkan untuk membersihkan diri dari pengaruh negatif dan mempersiapkan diri menghadapi tahun yang baru.

“Upacara Tawur Agung dilaksanakan sebagai proses penyucian manusia dapat hidup selaras dengan alam semesta dan melestarikan keharmonisan dengan alam. Upacara ini juga melibatkan berbagai lapisan masyarakat yang bersatu dalam doa dan pengorbanan, menciptakan suasana kebersamaan yang mengingatkan akan pentingnya hidup dalam harmoni,” jelasnya.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko sebagai pengelola Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan mempersiapkan pelayanan prima untuk mendukung terselenggaranya agenda nasional ini dengan baik. Hal ini merupakan bagian dari komitmen PT TWC menghadirkan destinasi yang inklusif serta nyaman untuk agenda spiritual tourism di Indonesia.

PT TWC turut menghadirkan Immersive Tawur Agung Package 2024 bagi masyarakat umum yang ingin mengikuti rangkaian prosesi Tawur Agung di Candi Prambanan ini. Peserta akan diajak untuk turut serta mengikuti prosesi rangkaian Tawur Agung, seperti melihat sendratari dan upacara Mencaru secara lebih dekat. Juga peserta akan menyaksikan tarian Samudra Mantana, refleksi pembersihan diri yang dipandu oleh Pinandita, arak-arakan dan dilanjutkan dengan grebeg gunungan.

Peserta yang ingin mengikuti Immersive Tawur Agung Package 2024 ini dikenakan biaya Rp250.000 (domestik) dan Rp500.000 (wisman). Bagi masyarakat umum yang ingin menjadi peserta, bisa langsung reservasi melalui 081804044529.

“Perayaan Tawur Agung bisa menjadi sajian istimewa yang bisa turut diikuti oleh berbagai pihak dan bisa turut merasakan pengalaman otentik yang berkesan. Perayaan yang meriah di hari sebelum Nyepi ini bisa menjadi sajian menawan bagi para heritage lovers,” GM of Prambanan & Keraton Ratu Boko I Gusti Putu Ngurah Sedana.

PT TWC melalui program “Prambanan dalam Sunyi” melakukan penutupan operasional destinasi Taman Wisata Candi Prambanan saat momen Hari Suci Nyepi 1946. Penutupan operasional ini dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2024 mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.

Penutupan ini juga diiringi dengan pemadaman listrik di kawasan TWC Prambanan di tanggal 11 Maret 2024 pada pukul 06.00 WIB sampai 06.00 WIB di tanggal 12 Maret 2024. Selain itu, saat penutupan destinasi ini, kawasan Candi Prambanan dijaga oleh bregada serta patroli berkuda yang bekerja sama dengan Polda DI Yogyakarta.

Prambanan dalam Sunyi menghadirkan suasana hening di kawasan Warisan Budaya Dunia. Hal ini sesuai dengan aturan Catur (Brata) Penyepian, yaitu amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

Program ini merupakan wujud penghormatan serta menanamkan rasa kebersamaan dan keterikatan yang dalam kepada umat Hindu di seluruh Indonesia yang sedang melaksanakan Catur Brata Penyepian.

“Jangan sampai perayaan-perayaan keagamaan ini menjadi sekadar sebuah pesta pora, mohon maaf, yang memberikan keuntungan secara finansial tapi tidak memberikan arti apa-apa kepada masyarakat Hindu kepada masyarakat Indonesia pada umumnya. Uang bisa dicari, semangat toleransi itu yang harus diteguhkan,” ujar Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWC), Febrina Intan.

Selain itu, Febrina menyebut momentum Nyepi juga menjadi waktu tersendiri bagi Candi Prambanan untuk bernafas dari aktivitas kunjungan wisata. Kata dia, perlu untuk mengelola Candi Prambanan yang menjadi salah satu tempat suci Umat Hindu sehingga dalam pengelolaan tak melulu mengedepankan keuntungan semata meski TWC dituntut untuk mencari pundi-pundi rupiah.

Ia menegaskan bakal mengedepankan toleransi antar umat beragama, termasuk pada Hari Raya Nyepi itu. Dengan begitu, umat Hindu dipastikan bisa khidmat dalam menunaikan ibadahnya apalagi umat Hindu terhitung cukup banyak yang berada di wilayah sekitaran Candi Prambanan.

“Selama ini perayaan Nyepi memberikan keuntungan transaksional banyak sekali bagi kami, tapi buat kami yang paling penting adalah nilai dari toleransi. Itu jauh lebih berharga dari nilai traksisional. Kami ingin mengangkat Prambanan Sunyi dalam perayaan Nyepi. Prambanan yang biasa penuh wisatawan, hari itu Prambanan bisa bernafas, menunjukkan keagungannya,” pungkasnya.