download

Peringatan HUT Ke-49 Taman Mini Indonesia Indah

2 minutes

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merayakan HUT Ke-49 pada Sabtu (20/4/2024). Perayaan ini dilakukan dengan menggelar kirab Tumpeng Agung Kerberkahan yang diikuti oleh ratusan seniman serta prosesi potong 40 tumpeng yang bisa dinikmati secara langsung oleh pengunjung.

Prosesi perayaan HUT Ke-49 TMII ini dihadirkan sebagai bentuk syukur atas perjalanan panjangnya sebagai destinasi budaya di Indonesia.

Direktur Utama TMII Claudia Ingkiriwang mengatakan bahwa TMII sudah mengambil peran dalam melestarikan kebudayaan Indonesia, salah satunya melalui agenda kirab Tumpeng Agung Keberkahan.

“Ini merupakan tradisi ungkapan syukur kita atas perjalanan yang sudah mencapai 49 tahun ini,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau InJourney Destination Management Febrina Intan menyampaikan kembali pesan Ibu Siti Hartinah Soeharto, untuk menghadirkan TMII bukan hanya sebagai taman rekreasi semata.

“TMII merupakan tempat bagi bangsa Indonesia untuk mengenal dirinya sendiri serta sebagai kawasan pelestarian dan pengembangan budaya bangsa yang menghadirkan suatu cerita yang utuh dari keragaman Nusantara,” jelasnya.

Pada 1 April 2021, Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 yang menetapkan penguasaan dan pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Kemudian, Kemensetneg merangkul PT TWC untuk melakukan kerja sama pengelolaan pada tanggal 1 Juli 2021.

InJourney Destination Management kemudian menunjuk anak usahanya, PT Bhumi Visatanda Indonesia (Bhiva) sebagai perusahaan pengoperasi (operating company) dari TMII melalui Perjanjian Kerja Sama Operasional Pengelolaan (KSOP) berdasarkan usul dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney selaku pemegang saham PT TWC.

“TMII terus kami dorong untuk menghadirkan destinasi warisan sejarah dan budaya Indonesia ini dengan pengembangan inovasi digital, tata kelola perusahaan yang tak sekedar instrumental, namun lebih fundamental dan sumber daya manusia yang optimal,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara RI Gogor Oko Nurharyoko menyampaikan bahwa transformasi TMII telah terlaksana dengan baik menjadi destinasi wisata berbasis budaya yang menggabungkan empat pilar pengelolaannya, yaitu green, culture, smart, dan inclusive.

Dirinya berharap, pengelolaan TMII bisa menjadi pionir pengembangan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan menjadi laboratorium budaya yang hidup, dengan memadukan keunggulan nilai budaya lokal dengan inovasi berskala global hingga mampu menjadikan destinasi berkelas dunia.

“Semoga pengelolaan TMII bisa dilakukan secara terpadu dan berintegritas, dengan memastikan efisiensi, efektivitas pengelolaan dengan menerapkan kemajuan teknologi digital serta prinsip Governance, Risk dan Compliance (GRC) yang akuntabel untuk menjamin pencapaian visi dan misi TMII ke depan,” pungkasnya.